Naar de Republic (Konsep Negara yang di gagas oleh Tan Malaka, 1925)
Naar de Republic (Konsep Negara yang di gagas oleh Tan Malaka, 1925)
Naar de Republic bagaikan fragmen dari pemikiran Tan Malaka, isinya belum sempurna,hanya pandangan-pandangan politik tentang masa depan bangsa Indonesia.
Pada zaman pergerakan, bangsa Indonesia telah menyadari bahwa tidak bisa meraih persatuan dalam bingkai kerajaan. Alasanya, masing-masing daerah saat itu pada umumnya sudah memiliki kerajaan.
Tidak mungkin mengalahkan satu persatu dari kerajaan-kerajaan yang ada dinusantara dan setelahnya membentuk sebuah bangsa.
Tak mungkin juga menurunkan derajat masing-masing raja dan mengangkatnya menjadi bupati.
Karena itu,bentuk Republik adalah pilihan yang rasional.Bentuk pemerintahan republik pada dasarnya tidak bertentangan dengan kerajaan-kerajaan.
Sebagai wujud dari kesejalanan antara Republik dengan kerajaan,Soekarno mengajak Raja Jogjakarta untuk bergabung dengan NKRI. Melihat kesejalanan itu, sultan jogja pun akhirnya menerima,meskipun ketika itu jogja telah menjadi Negara yang berdaulat secara penuh.
Tan Malaka menjelaskan bahwa terdapat beberapa konsep mengenai republik, ada yang dari barat ada yang dari timur.
"Konsep awal pemikiran republik bermula dari eropa. Namun Republik yang kita pakai sebagai bentuk negara diadopsi dari eropa timur. kita memilih republik pola Russia. Namun,dalam hal konstitusi kita berkiblat ke barat. kita menolak Republik ala barat karena terkontaminasi dengan kerajaan. Pada saat itu kita cenderung berfikir jika sistem kerajaan itu kuno dan menjajah. karena ada sejarah-sejarah penaklukan yang menghasilkan imprealisme. Sistem imprealisme itulah yang ditolak. begitu pula yang terjadi pada kerajaan-kerajaan di Indonesia kuno,dimana setiap kerajaan pada umumnya selalu ekspansif."
Tan Malaka sendiri mendefinisikan Republik sebagai sebuah kumpulan masyarakat yang berdiri secara independen,berdaulat, dan tidak ada pembeda antara rakyat dan penguasa. pola pemerintahanya lebih demokratis: dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. ketika gagasan tentang republik ini dipublikasikan ,sambutan dari masyarakat cukup antusias. kemudian banyak pemikir-pemikir yang memberi saran dan masukan agar konsep tersebut lebih matang.
Dilain pihak belanda ingin indonesia menjadi negara pemakmuran.
"jauh sebelum kebangkitan nasional, belanda sebenarnya sudah memikirkan bahwa Indonesia ini akan berdaulat. Namun mereka tidak ingin kedaulatan Indonesia independen. karena itu mereka ingin Indonesia menjadi negara persemakmuran. Bahkan sedari awal belanda ingin membentuk Uni Indonesia Belanda. Indonesia hendak dijadikan sebagai ladang belanda untuk rempah-rempah. karena itu belanda membentuk VOC, yang pada awalnya adalah pelaksana politik etis dengan membangun sekolah-sekolah dan sarana prasarana lainya.
Pemikiran ini semakin kuat ketika Douwes Dekker kembali mengungkapkan pentingnya untuk mewujudkan negara persemakmuran yang telah dibahas oleh para pendahulunya.
Semangat awal kedatangan belanda di Indonesia ini sebenarnya bukan menjajah, namun 3G (Gold,Glory,Gospel). Jika Akhirnya adalah menjajah, itu hanyalah proses dalam rangka membentuk negara tadi. karena itu, setelah Indonesia merdeka belanda tetap ingin mengintervensi Indonesia agar menjadi persemakmuranya melalui berbagai cara."
Menurut Tan Malaka, Belanda melakukan kesalahan dengan menjajah Indonesia secara berlebihan dan pada akhirnya tidak berhasil membentuk Indonesia sebagai negeri persemakmuran. penyebab utama dari kegagalan itu adalah pengawasan dari kerajaan belanda atas orang-orang yang bertugas di Indonesia. mereka lengah dalam pengawasan sehingga tidak bisa mengendalikan prilaku pejabatnya di Indonesia. atas kelengahan itu maka orang-orang belanda di Indonesia bertindak diluar batas dan cenderung sewenang-wenang. Sesekali Waktu memang terjadi perbaikan pengawasan, namun itu tak berlangsung secara berkesinambungan. ketika pengawasannya berfungsi baik dan banyak ditemukan penyimpangan,pemerintah pusat belanda bersikap tegas.beberapa pejabat tinggi dan gubernur jendral yang tertangkap menyimpang di copot dan diganti. Termasuk pembubaran VOC.
Ketika utusan dari kerajaan datang melawat, ditemukan banyak penyimpangan dan ketidaksesuaian diantara kebijakan kerajaan dengan pengimplementasiannya.
Menurut Tan Malaka, kehadiran belanda di Indonesia mempunyai sisi positif dan negatif. sifat penjajahannya menyisakan banyak keburukan, membuat Indonesia terbelakang secara sosial,ekonomi dan budaya. Sisi positifnya adalah sebagai proses pembelajaran bagi bangsa untuk menjadi lebih kuat. Akibat keadaan yang memilukan itu akhirnya bangsa Indonesia teguh melawan hingga merdeka.
Semangat perjuangan terus membara, persatuan dan kesatuan terus terbangun. Ini dimaknai sebagai modal penting dalam membangun kehidupan berbangsa.
"Kita akhirnya tahu kesejatian barat. Kita menjadi tahu tentang sistem pemikiran,pemerintahan,pendidikan dan lain sebagainya. jika kita bisa memaknai hal ini sebagai sesuatu yang positif,kita akan mampu bersikap mandiri dan tidak tertinggal dengan mereka. Ini bisa kita jadikan acuan sebagai titik balik, dan tentunya dengan perjuangan. kita harus terus memperjuangan hak asasi, kebebasan,kemerdekaan agar anak cucu kita kelak tidak hidup dalam alam penjajahan."
Comments
Post a Comment