Love Your Prophet, Stay in My hearth
Nafasku tersekat dalam tangisan
Duhai,mengapa nafas tak lepas bersama jeritan.
Sesudah mu tiada lagi kebaikan dalam kehidupan.
Aku menangis karena aku takut hidupku akan berkepanjangan.
Kala rinduku memuncak
Kujenguk pusaranya dengan tangisan
Aku menjerit meronta tanpa mendapatkan jawaban.
Duhai yang tinggal dibawah tumpukan debu,tangisan memelukku.
Kenangan padamu melupakan aku dari segala musibah yang lain.
Jika engkau menghilang dari mataku kedalam tanah.
Engkau tidak hilang dari hatiku yang pedih.
Berkurang sabarku bertambah dukaku
Setelah kehilangan khatamul Ambiya
Duhai mataku, cucurkan air mata sederas derasnya,
Jangan kau tahan bahkan linangan darah.
Ya rasulallah, wahai kekasih Tuhan pelindung anak yatim dan dhuafa
Setelah mengucur air mata langit
Bebukitan,hutan dan burung dan seluruh bumi menangis.
Duhai junjungaku, untukmu menangis tiang-tiang Ka'bah
Bukit-bukit dan lembah mekah, telah menangisi mu
Mihrab tempat belajar Al-quran dikala pagi dan senja.
Telah menangisi mu Islam, sehingga kini ia terasing di tengah manusia
Sekiranya kau pernah lihat mimbar yang pernah kau duduki, akan kau lihat kegelapan setelah cahaya.
Wahai penyejuk kalbu...
Yang singgah sananya tak luput oleh waktu,
Kiranya engkau mendengar senandung rindu yang mengalun indah diatas penjuru bumi Tuhanmu.
Wahai kekasih...
Teramat banyak yang mencintai mu
Namun tiada bandingan dengan cintamu.
Begitu jelas terukir dalam sejarah,
Dari awal hingga akhir hayatmu.
Ummati...Ummati...Ummati...
Yang kau tanyakan bukan Aisya yang jelita
Bukan pula Khadijah yang dermawan.
Tak kau panggil Hasan dan Husain,
Tak jua putri mu, Fatimah Az-Zahra
Melainkan umatmu, bahkan yang sama sekali tak mengingat mu.
Wahai rembulan yang sinarnya tak pernah padam...
Mulia akhlakmu, santun pribadimu.
Engkau jadikan sabar sebagai pijakan
Dan ikhlas sebagai lentera.
Ya Rasulullah...
Engkau pelita dunia yang tak pernah temaram.
Harapanku kelak bisa bersua denganmu dibawah atap surga Tuhanmu.
Comments
Post a Comment