Aktualisasi diri dalam proses mebangun keberanian
Orasi merupakan komunikasi formal yang disampaikan secara umum. media yang di pergunakan pun bisa dilakukan dibanyak tempat, hal tersebut merupakan proses aktualisasi diri dalam menggali potensi seorang mahasiswa untuk mempersiapkan implementasi akhir pengabdian kepada masyarakat..!
Berikut penjelasan dari :http://hamdillahversache.blogspot.co.id/2011/12/teknik-orasi.html
Jalaludin Rakhmat,. Psikologi Komunikasi (Bandung: Rosdakarya, 2001). Hal. 297.
Berikut penjelasan dari :http://hamdillahversache.blogspot.co.id/2011/12/teknik-orasi.html
TEKNIK ORASI
Kepiawaian bertutur dimuka umum sampai detik ini masih
dianggap sebagai hal yang mewah untuk bisa dimiliki. Maka jangan heran kalau
lebih banyak orang yang menjadi penonton di gelanggang komunikasi publik
termasuk di kalangan mahasiswa.
Keadaan gawat dan mengenaskan memang sudah terjadi
dimana bangsa kita sudah salah arah dalam menggarap fondasi nation character
bilding yang menghasilkan suburnya mentalitas interior/minder, pemalas,
berpikir pintas, pragmatis, pengecut, individulistis, khianat, hedonis, orang
cenderung memilih menjadi pengikut dari pada menjadi pemimpin.
Secara umum orasi adalah proses penyampaian pesan
dalam bentuk lisan di hadapan audiens (orang-orang yang hadir). Orang yang
menyampaikan pesan tersebut disebut orator. Orasi asal katanya berasal dari
kata oral yang berarti mulut, sederhananya istilah orasi dapat disamakan dengan
khotbah, ceramah, dakwah, pidato dan presentasi. Walapun masing-masing
mempunyai perbedaan, tetapi pada dasarnya merupakan metode penyampaian pesan,
yang bisa berupa pikiran, pendapat, atau gagasan.
Adapun khotbah diperuntukkan pada acara keagamaan
dengan sitiran ayat-ayat suci dan umumnya tidak diperbolehkan menginterupsi.
Ceramah dan dakwah subtansinya sama dengan khotbah tetapi lebih fleksibel
karena terdapat interaksi dengan audien (tanya jawab). Sedangkan pidato identik
dengan acara-acara formal yang ketat dengan protokoler. Nah, istilah yang
serasa netral ialah presentasi; karena ia mampu mewakili ragam istilah kegiatan
penyampaian pesan.
Beberapa resep yang harus di perhatikan dalam
melakukan orasi adalah :
SEMANGAT
Semangat adalah pancaran perasaan senang yang
berisikan tenaga penggerak yang menggairahkan aktivitas. Orator yang
bersemangat akan mampu menggerakan audiens yang lesu menjadi antusias dan
merombak suasana jenuh, adem ayem, dingin, dan kaku menjadi hidup. Adapun
rahasia dari semangat adalah menular. Artinya, kalau pembawaan orator
bersemangat maka otomatis semangat tersebut akan menjangkiti hadirin dalam
merespon pemikiran, pendapat, dan gagasan yang dikemukakan.
a.
Menyemangti diri; mencanangkan harapan tujuan dari perjuangan harus
selalu diingat karena akan mendorong kita bertekun mewujudkan harapan atas
prestasi dan kualitas hidup.
b.
Menyemangati audiens; pertanyaaan retorik adalah pertanyaan pengumpan,
citakan dan jadikan prioritas pertanyaan-pertanyaan yang berorientasi pada
kebutuhan audiens; propokasi ialah pancingan emosi atau tantangan. Titik
tumpunya pada emosi, dan dianggap cara yang paling ampuh membangkitkan dan
membakar semangat; pujian yaitu penghargaan yang diberikan atas perbuatan atau
perkataan, yang merupakan manifestasi dari perhatian; iming-iming yakni buaian
janji yang bertalian erat dengan gambaran keuntangan yang bisaa diraih berikut
cara mendapatkannya; humor esensinya melebihkan suatu hal, menjungkarbalikan
fakta, memplesetkan, memperbandingkan, dan mengandung unsur kejut.
YAKIN
Pengetahuan merupakan modal dasar yang dibutuhkan
untuk membentuk keyakinan, anda tidak perlu harus mengetahui secara menyeluruh
setiap detil persoalan, tetapi mengetahuinya secara umum sudah cukup baik.
Sederhananya, tampil yakin, maka orang akan menyakini apa yang anda ucapkan!
dalam konteks meyakinkan orang, pertama-tama rebutlah perhatiannya, bangkitkan
kebutuhannya, berikan petunjuk memuaskan kebutuhan tersebut, gambarkan
keuntungan/kerugian yang akan diperoleh, akhirnya doronglah dalam bertindak.
Sebagai resep tambahan kita tidak perlu tampil secara
sempurna karena tidak ada yang sempurna di dunia ini maka tampillah apa adanya
… be your self.
LANTANG
Lantang berarti mengeluarkan suara dengan jelas dan
keras. Suatu hal yang perlu di ingat, yaitu anda harus mengeluarkan suara
dengan jelas agar orang lain mengerti apa yang disampaikan. Audiens akan
memberikan perhatian terhadap orator yang mempunyai suara memetir, dan dengan
ini akan membentuk kesan kuat bahwa orator pribadi yang percaya diri. Mulai
pertama berbicara di muka umum bisa jadi suara, jantung, dan dengkul kita
bergertar. Sangatlah wajar dalam proses belajar, biasanya kondisi tersebut
hadir karena danya rasa takut ( takut tampak bodoh, takut kehilangan harga
diri, takut kehabisan kata-kata, dll.) Solusinya adalah buang jauh-jauh rasa
ketakutan tersebut sampaikanlah apa yang terekam yang ada di isi kepala kita.
Sudah menjadi aksioma bahwa orang yang tidak pernah
mengambil resiko adalah orang yang tidak pernah berbuat apapun. Pastinya orang
tersebut penakut dan selalu dekat dengan kebodohan. Terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam melakukan orasi diantaranya:
a.
Intonasi; memperhatikan tekanan nada naik dan turun pada susunan kata,
kadang tinggi, sedang, rendah. Laju pembicaraan yang menerapkan intonasi
pastinya akan mendinamiskan suasana serta akan menginspirasi audiens.
b.
Artikulasi; kejelasan bunyi akan memudahkan pendengar dalam
menerjemahkan arti, maksud dan arah pembicaraan. Kekeliruan menangkap arti akan
menyebabkan kebimbangan dalam memahami. Maka upayakan semaksimal mungkin
mengeluarkan suara secara lepas, tegas, tanpa di tahan.
c.
Kecepatan berbicara; bagi pemula ini bukan pilihan untuk segera
diaplikasikan, karena terbuka resiko terpeleset dalam ucapan. Tapi kedepannya
patut dilaksanakan karena mampu menimbulkan efek dalam menyemangatkan suasana.
Apalagi ditambah dengan suara keras dan tampilan eksfresif akan memepesona dan
meraup perhatian audiens.
d.
Jeda; berhentilah sejenak dan ambil nafas secara normal di akhir untaian
kalimat yang sekiranya serasa panjang. Waktu yang tersedia hitungannya detik,
anda dapat memanfatkannya untuk merangkai pikiran, mengistirahatkan
tenggorokan, dan memberikan audiens kesempatan menyerap uraian yang kita paparkan.
ACTING
Tampaknya hampir setiap hari dari kita pernah
melakukan akting atau berpura-pura sehingga menyebabkan orang lain percaya ??
kalau dirunut dari masa kanak-kanak kita bahkan sudah melakukannya dari mulai
sekedar rengekan samapai dengan melipat uang saku agar berlebih karena godaan
aneka jajanan. Orang tua, teman, guru, dapat kita perdaya dengan akting yang
memukau ntuk memperoleh perhatian, menutupi kesalahan, minta perhatian, dll.
Komponen utama akting ialah ekspresi, yang tak lain merupakan ungkapan jiwa
lewat gerakan tubuh dan air muka. Gerakan yang mewakili suasana riang, sedih,
marah, dsb. Tampil tanpa ekspresi akan tampak hambar dan menjemukan audiens.
Jika anda melakukan presentasi, jangan tampil diam terpaku tanpa ekspresi
layaknya robot, karena kalau itu yang anda lakuakan itu sama saja anda
menakut-nakuti audiens yang mengira anda zoombie. Sedangkan robocoop bisa
sedih, marah dan tersenyum. Lakukan lakon sebagai orator secara terus menerus,
karena jika anda melakukan sandiwara dalam jangka waktu lama, maka
sandiwara tersebut akan menjelma menjadi kenyataan. mudah melakukannya, tinggal mempraktekannya seperti apa yang dulu kita lakukan.
TATAPAN
Sering kita beradu pandang dengan orang lain ketika
berbicara, adu pandang dalam konversasi akan menimbulkan kesan lawan bicara
menyimak dan menghargai. Saling menimbulkan syak wasangka hingga menyebabkan
perkelahian karena dianggap menantang kurang ajar/menghina. Ketajaman mata
dibutuhkan orator agar memperlihatkan kewibawaan, keteguhan dan keseriusan
layaknya mata komandan tentara ketika menancapkan perintah. Bukan sembarang
memandang akan tetapi benar-benar tepat menatap pada bola mata. Anda akan
mendapat perhatian penuh dari audiens dengan melakukan kontak mata yang tepat,
karena ia mampu berbicara lebih banyak dari pada kata-kata yang di ucapkan.
Mata yang sering berkedip menunjukkan keraguan, kecemasan dan ketidak pastian.
MENGANALISA KONDISI AUDIENS
Tanpa mengenali siapa audiennya sama saja orator
memberikan petunjuk arah dalam keadaan gelap gulita. Yang harus di perhatikan
dalam sebelum memulai presentasi adalah mendapatkan data tentang audiens.
Pertama; berangkat dari lapisan sosial mana mereka berada, termasuk tingkat
edukasi, pergaulan, budaya, dsb. Kedua adalah penggunaan bahasa; menggunakan
bahasa yang mudah diserap, ketiga; memperhatikan kepentingan audiens yang
diinginkan, kesukaan mereka, terakhir adalah melihat titik jenuh suatu forum
dan mensiasatinya.
CARA MENGUPAS PERSOALAN
Sebuah persoalan dapat dikupas dari sudut pandang yang
berkaitan dengan sikap hidup. Misalnya dari segi agama, marxis, nasionalisme,
sosialisme, dsb. Kemudian masalah dapat ditinjau dari segi ilmiah, semisal; sosiologi,
psikologi, histori, statistik, biologi, komparatif, dll. Perlu ditegaskan dalam
memandang suatu persoalan dibutuhkan pemisahan antara sikap hidup, dengan
pendekatan ilmiah.
Varian merode penyampaian pesan;
1.
Kronologis, penjelasan yang menerangkan peristiwa berdasarkan urutan
waktu/tahapan.
2.
Ilustrasi, pernyataan yang umum – penjelasan – contoh pertentangan atau
perbandingan.
3.
Kausalita, hubungan sebab akibat terjadinya suatu fenomena.
4.
Deskriftif, menggambarkan suatu hal atau keadaan ( suaasana, bentuk,
ciri, warna, rasa).
5.
Problem solving, deskrifsi mengenai peristiwa, analisis sebab akibat,
solusi.
6.
Deduktif dan Induktive, menguraikan hal yang umum kemudian menyeretnya
kepada suatu hal yang kecil; uraian hierarkis, induktive adalah sebaliknya.
7.
Klimaks dan Anti Klimaks, menempatkan posisi yang dianggap paling
penting pada akhir suatu penjelasan anti klimaks adalah kebalikannya.
8.
Familiaritas, mengemukakan sesuatu yang dikenal kemudian pindah kepada
sesuatu hal yang asing.
9. Akseptabilitas, mengemukakan gagasan
yang diterima secara umum dan berlaku secara universal.
Jalaludin Rakhmat,. Psikologi Komunikasi (Bandung: Rosdakarya, 2001). Hal. 297.
Comments
Post a Comment